Komunikasi Kesehatan
\
Desa Binaan
: Junganyar – Socah
Profil Desa
Desa
Junganyar pesisir bertempat di kecamatan Socah, Bangkalan, Madura. Desa ini
merupakan daerah Bangkalan bagian barat yang popularitas pekerjaannya sebagai
nelayan dan pembuat kerupuk teripang laut. Alat yang digunakan untuk membuat
kerupuk masih tradisional dengan menggunakan panas matahari secara langsung,
serta memanfaatkan sesuatu yang tersedia di alam. Dengan keadaan desa yang
panas dan kering membuat desa ini sering terjangkit penyakit serta kondisi
ekonomi mereka masih banyak menengah ke bawah.
Interview Guide
Tema
yang diangkat dalam program Bina Desa Jungayar yaitu mengenai MCK dan Nikah
Dini
MCK
Warga
Pesisir disini masyarakatnya mayoritas bekerja sebagai nelayan. Rumah mereka
menggunakan WC. Namun, warga Pesisir ketika buang air masih ke sungai.
Nikah
Dini
Warga Pesisir mayoritas menikah saat
setelah lulus SD sehingga masih muda mereka sudah pada menikah.
Informan/Kriteria
Informasi
1.
Perempuan
yang sudah menikah
a.
Nama : Mba Ni
Umur : 28 Tahun
b.
Nama : Bu Alimah
Umur : 59 Tahun
c.
Nama : Bu Tiar
Umur : 62 Tahun
d.
Nama : Mba Diah
Umur
: 26 Tahun
e.
Nama : Bu Iis (Bidan Desa)
Umur : 36 Tahun
2.
Bapak-bapak/
Informan laki-laki
a.
Nama
: Pak Ton
b.
Umur : 41 Tahun
Pertanyaan:
1. Mayoritas
penduduk menikah di usia berapa ?
Jawab: Mayoritas penduduk Desa ini sekarang
menikah di usia 20an. Pernikahan dini masih ada, tapi
tidak terlalu banyak dari tahun 2000an. Salah satu
informan ada yang menikah dini (Bu Tiar) di usia 14 tahun dan saudara beliau
yang lain ada yang menikah di usia 16 tahun. Dan informasi terkait lainnya kami dapatkan dari masyarakat sekitar yang kami
wawancarai. Persentase-nya 70:30. Masyarakat di Junganyar sekarang
ini memilih untuk menikah saat
dirasa sudah mapan dan calon sudah mempunyai pekerjaan.
Hal ini untuk memastikan bahwa keluarga akan ternafkahi dengan
baik. Kesadaran ini didapatkan dari masayarakat sekitar atau saudara-saudara
yang menikah dini sebelumnya. Sebab, banyak permasalahan internal yang dialami
oleh mereka yang menikah dini, diantaranya suami menikah lagi dan kasus perceraian.
2. Ketika
ada anggota keluarga yang sedang sakit, pengobatan pertama melalui tenaga ahli
kesehatan, dukun, paranormal atau supranatural ?
Jawab: Masyarakat dominan lebih memilih puskesmas,
karena akses puskesmas di Desa Junganyar lebih dekat. Masyakarat juga diberikan
penyuluhan kesehatan tiap bulan oleh pihak kesehatan terkait agar masyarakat lebih antusias terhadap kesehatan sendiri dan juga
keluarga. Masih ada yang memilih dukun untuk
alternatif pengobatan, namun tidak sebegitu banyak. Seperti misalnya
melahirkan, masih ada yang memilih untuk melahirkan ke dukun beranak jika tidak
ada bidan di lokasi setempat dan situasi kondisi juga tidak memungkinkan untuk
menuju puskesmas.
3. Kalau
buang air apakah masyarakat di sini menggunakan WC didalam rumah atau di sungai
terdekat ?
Jawab: Mengenai MCK masyarakat Junganyar dulu
menggunakan sumur umum, buang hajat ke laut dan sungai. Namun sekarang, masyarakat
desa sudah memiliki kamar mandi di rumah-rumah sehingga
sumur umum hanya digunkan untuk keperluan mendesak jika di musim kemarau
kekurangan air. Sistem pengairan menggunakan sumur galian (sumur bor).
4. Apakah
penduduk menerapkan sistem KB (Keluarga Berencana) ?
Jawab: masyarakat lebih dominan menggunakan KB, setiap keluarga
memiliki anak antara 1-4 orang saja. Kalau dulu, masyarakat belum menggunakan
KB, jadi
setiap keluraga memiliki anak 3-11 orang.
5. Anak
usia balita di desa ini apakah sudah mendapatkan gizi yang baik ?
Jawab: Anak di Desa Junganyar jarang sakit. Karena
mereka banyak mengkonsumsi makanan laut yang kaya akan protein, mineral dan
vitamin. Seperti yang kami lihat, banyak masyarakat yang menjual teripang
bahkan mengkonsumsinya secara pribadi. Penyakit yang sering
di derita anak-anak diantaranya, diare dan demam.
6.
Penyakit yang
sering dialami masyarakat di Desa Junganyar?
Jawab: masyarakat sering terkena penyakit kapalan dan
kaki pecah-pecah karena sering melaut. Desa Junganyar di
pesisir masyarakatnya lebih banyak sebagai nelayan.
Seperti yang kami temui di lapangan juga, tiap rumah memiliki jala sebagai alat
untuk menangkap ikan.
Interview Slide (Dokumentasi)
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih untuk masukannya. Setiap masukan akan dievaluasi untuk output yang lebih baik #JernihBerkomentar