Aku tertegun saat temanku membawa termos kecil untuk membeli kopi di sebuah cafe. Dia gaya, tapi masih memikirkan apa yang tidak orang lain pikirkan ‘tentang lingkungan’. Aku memesan es kopi pokat, tak lama pelayan datang membawakan pesanan. Aku seruput dan mataku masih tertuju pada termos kecil tersebut. Kala itu aku tidak begitu yakin dengan apa yang aku pikirkan, perlahan aku paham, dia sedang ada dalam suatu gerakan. Zero waste.
Apa bedanya termos yang dia pakai dengan cup plastik khas cafe ini? Ada bedanya. Aku hanya perlu membeli satu termos yang harganya pun dibawah Rp 100.000 dan bisa dipakai berulang-ulang. Sedangkan cup plastik ini, setelah aku minum akan dibuang, entah kemana mereka membuangnya. Jika aku 3 kali dalam sebulan mengopi dikalikan satu tahun, total 36 cup yang harus dibuang. Jika satu cup harganya 5.000, dikalikan 36 cup sama dengan Rp 180.000. Sudah dapat satu termos. Dan Rp 180.000 adalah harga yang harus dibayar untuk cup yang terbuang percuma.
Setelah kita selesai mengopi, temanku melihat struk pembelian dan ternyata di cafe tersebut mendapatkan potongan harga untuk yang membawa botol minuman sendiri. Aku juga suka dengan cara pihak cafe dalam menggaet konsumen. Melihat reward yang diberikan tersebut, ini cafe juga mendukung program zero waste.
Tidak berhenti disana, temanku juga suka membawa bekal makanan untuk membeli makanan di luar. Yang biasanya di bungkus plastik, lalu kita buang. Tidak hanya itu saja, sedotan kecil saja ia tidak mau memakainya. Beli minum, tanpa sedotan. Bisa dibayangkan bagaimana senangnya ia melakukan itu. Jika dari hati dan disertai niat yang tulus.
Produk-produk untuk mendukung zero waste juga sudah beredar di pasaran, dimulai dengan botol minuman yang awalnya plastik dan beralih ke stainless steel. Dari sedotan plastik dan beralih ke sedotan yang bisa re-use. Box makanan yang awalnya sterofoam, juga berganti ke box dari karton. Karton yang bisa diurai tanah. Sedangkan plastik butuh lama untuk diurai, bisa bertahun-tahun. Misalnya saja di Zerowaste.id, seperti menstrual cup yang bisa dipakai berkali-kali, menghemat pengeluaran bulanan perempuan, juga menjaga kesehatan karena terbebas dari zat kimia.
***
Zero Waste Indonesia memiliki impian untuk memiliki toko pakaian permanen #TukarBaju, dengan konsep modern dan nyaman untuk fashion yang zero waste dan mengajak masyarakat menanggulangi sampah tekstil di Indonesia. Untuk mewujudkannya membutuhkan modal awal berupa ide kolaborasi, tenaga, dan tentunya dukungan dana. Bantu wujudkan Toko fisik #TukarBaju, solusi fesyen cepat dan limbah tekstil, juga untuk kamu yang ingin mengikuti mode tanpa harus membeli baru.
Cara 1:
Klik https://kitabisa.com/campaign/tukarbaju Kitabisa ini.
Cara 2:
1. Upload foto tentang usaha atau cerita gaya hidup zero waste yang kamu
2. Tag / mention 3 teman kamu
3. Tag / mention @dbsbankid
4. Gunakan 4 hashtags ini: #LivemoreBankless #RecyclemoreWasteless #IndonesiaBersihSampah2025 #ZWIDxDBS
Nilai donasi Rp.1000,- dari setiap foto yang di upload akan digunakan untuk modal awal toko #TukarBaju. :)
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih untuk masukannya. Setiap masukan akan dievaluasi untuk output yang lebih baik #JernihBerkomentar